Thursday, September 4, 2008

>Puasa, Upavasa, dan Shaum

“Siapa yang tahu asal kata puasa dari mana?” tanya seorang guru SMU-ku sepuluh tahun yang lalu. “Dari bahasa Arab, Bu,” Rudi, teman sebangkuku yang sekarang berprofesi sebagai dokter di Kota Malang, menjawab dengan lantang dan penuh percaya diri. Dengan senyum mengambang Bu Guru itu menjawab, “Bukan dari bahasa Arab tetapi dari bahasa Sansekerta yaitu upavasa.”

Dalam bahasa Sansekerta upavasa berarti:

a. Menetap, tetap berdiam di suatu tempat.
b. Tetap bergeming, tidak bergerak.
c. Tetap bertekun melakukan sesuatu.
d. Tetap bertekun melaksanakan sesuatu komitmen dengan segala konsekuensinya.
e. Tetap bertekun melaksanakan tuntutan/ syarat ritual dengan menyangkal nafsu-nafsu badani; tidak makan/minum dalam jangka waktu yang ditentukan oleh aturan agama (khususnya: Hindu).

“Puasa” dalam pengertian “e”, belakangan dilepaskan dari konteks keagamaan, sehingga sekarang kita mendengar orang bicara tentang “puasa” dalam berbagai konteks, misalnya:
a. Pasien harus “puasa” (tidak makan minum) dari pagi sebelum “pemeriksaan urine” di rumah sakit.
b. Para mahasiswa menjalankan “puasa ngomong, puasa makan, puasa minum” dengan menempelkan plaster di mulut mereka, sebagai tanda protes kepada pemerintah.

Sedangkan puasa dalam bahasa Arab adalah shaum atau shiyam. Sha-wa-ma = “menahan, berhenti, tidak bergerak”; sama maknanya dengan upavasa. Shaum/ shiyam = “siyam” (diserap ke dalam bahasa Jawa) = puasa; dalam agama Islam diuraikan sebagai: “menahan diri dari makan, minum, dan upaya mengeluarkan sperma dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari”.


Di Indonesia, istilah “puasa” telah dilepaskan dari konteks agama Hindu, justru lebih dikaitkan dengan agama Islam, sehingga kalau kita mendengar istilah “Bulan Puasa”, langsung saja kita mengaitkannya dengan “Bulan Ramadhan”-nya umat Islam. Walaupun secara etimologis, istilah “puasa” berasal dari kata “upavasa” yang jelas-jelas dari bahasa Sanskerta (bahasa suci “Veda” dalam agama Hindu), umat Hindu patut berbesar hati “mengizinkan” umat Islam di Indonesia menyerap istilah “puasa” ke dalam khazanah istilah “islami”, bahkan sebagian masyarakat kita, seperti kawan saya tadi, sampai mengira bahwa istilah “puasa” ini berasal dari bahasa Arab (bahasa kitab suci “Alquran”). Orang Arab, tidak mengenal “Bulan Puasa”, melainkan “Ramadhan” yang berarti “Bulan terpanas” (di mana dosa-dosa umat beriman dibakar/ dilebur sampai tuntas).

Beberapa tahun yang lalu aku pernah berdiskusi lesehan dalam sebuah forum di IAIN (sekarang UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta tentang puasa. Aku menjelaskan bahwa pemaknaan dan pelaksanaa puasa dalam Hindu tidak sama dengan kawan-kawan muslim.

According to the Hindu belief, fasting has a way of neutralizing or minimizing chaos in the body. Instead of focusing on food, when fasting, the whole body assists one in going towards spirituality. The word for fasting i.e. Upavasa itself means to move near (to the Supreme) and by implication to overcome helplessness.

Hindus fast in observance of a vow or holy day. Fasting can be done in many ways. A simple fast may consist of merely avoiding certain foods for a day or more, such as when nonvegetarians abstain from fish, fowl and meats. A moderate fast would involve avoiding heavier foods, or taking only juices, teas and other liquids.

Ketika aku menjalani hidup vegetarian selama lima tahun aku berpuasa untuk tidak mengkonsumsi bahan-bahan hewani tetapi aku masih menolerir susu dan telur. Seorang kawanku malah lebih ekstrim, selain nggak makan produk hewani dia juga nggak makan bawang dan bumbu-bumbu yang keras. Jadi kalau dia masak makanannya rasanya hambar, cuma dibumbui garam doank!

Dalam diskusi itu seorang kawan muslim mengkritik pelaksanaan dan pemaknaan puasa yang dijalani sebagian besar muslimin dengan cara yang dangkal dan instan. “Kita berpuasa,” katanya, “melakukan hitung-hitungan untuk memperoleh pahala sebanyak-banyaknya.” Ia juga heran mengapa di bulan puasa masyarakat kita justru menjadi konsumtif. Pernyataannya itu kontan memicu diskusi yang kian pelik. Sebagai “orang luar” aku lebih banyak mendengar. Aku sangat mengapresiasi keinginan mereka berbagi jnana dan widya.

Ah.....selamat menjalani ibadah puasa saudara-saudaraku......

4 comments:

adi isa said...

di milis tetangga
suakahati.wordpress.com
anda katakan
"tuhan ada dimana-mana"

emang tuhan ada juga di TPA...ya?
tempat pembuangan akhir...

ida bagus gede sasra bhanutama said...

anda salah..

upa artinya dekat

wasa artinya Tuhan

...mungkin maksud anda baik

tetapi, tolong dipelajari terlebih dahulu...

salam

Anonymous said...

Islam dan Hindu memang lah ada persamaan, tentang konsep Tuhan dari sudut pandang al qur'an & Veda, Tuhan satu, tidak ada Bapa & Ibu, Tidak berwujud, Tuhan satu memilki banyak nama, serta Tuhan yang satu seru sekalian alam

Juga ada ramalan kedatangan Muhammad dan penngikut nya dalam dalam
Bhavisa Purana –> dalam Pratisarag Parv III, Khand 3, Adhyay 3, Shalokas 10 to 27 :
“melecha akan merusak tanah arab , ada musuh yang menjadi biang keladi kejahatan”
Saya akan mengutus orang yang bernama Muhammad untuk mengalahkan musuh
Dan membimbung umat manusia “
Oh Raja anda tidak usah pergi untuk orang bodoh itu saya dengan anugrah ini akan mensucikan Engkau “
“Aryadarma akan tampil di muka bumi ini. ‘Agama kebenaran’ akan memimpin dunia ini. Saya diutus oleh Isyparmatma. Dan pengikut saya adalah orang yg berada di lingkungan itu, yg kepalanya tidak dikucir, mereka akan memelihara jenggot dan akan mendengarkan wahyu, mereka akan mendengarkan panggilan sholat (adzan), mereka akan memakan apa saja kecuali daging babi, mereka tidak akan disucikan dg tanaman semak2x/umbi-umbian tapi mereka akan suci di medan perang. Meraka akan dipanggil “Musalaman” (perantara kedamaian)

diatas ciri2 seorang muslim yang tidak memakan babi, tidak mengucir rambut, memelihara jenggot dan mendengar panggilan sholat...: ) jadi ada persamaan dalam ajaran ini,Tuhan menulis dalam ajaran sanata dharma meramalkan kedatang utusan Nya yang terakhir : ), Tuhan Seru Sekalian Alam...

Unknown said...

sharing sedikit tentang Puasa / Shaum dari bolg k-4-s.info
Definisi dan Penjelasan Shaum / Puasa dalam Islam
semoga bermanfaat.
mohon maaf jika ada yang kurang pas.