“Nyet, yok po kabarmu? Awakmu ono nang endi saiki?” tanya kawan SMA-ku via Yahoo! Messenger suatu siang. Itu tadi adalah bahasa Jawa gaya jawa timuran yang terjemahan begini, “Nyet, bagaimana kabarmu? Kamu sekarang di mana?” Nyet. Ah, sapaan ini mengingatkanku pada romantika masa berseragam abu-abu sepuluh tahun yang lalu di Kot Malang. Nyet, lengkapnya monyet. Kadang temen-temenku memanggilku “thek”, lengkapnya kethek yang artinya monyet juga. Sial! Entahlah mengapa mereka memanggilku seperti itu. Padahal kalau diamati secara seksama, dan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, lho kok malah jadi teks proklamasi. Maksudnya kalau diamati secara detail dengan skala 1 : 100 maka aka terlihat jelas struktur, tekstur, warna, morfologi, dan litologi bahwa aku sangat tidak tepat dipanggil monyet. Tapi lebih tepat dipanggil gorilla! Lho, kok malah lebih parah ya….hehehe…
Sekolah di SMUN 5 Malang seperti berada di kebun binatang. Ada kambing, unta, sapi, mentok, dan tikus. Temen-temen bikin julukan seenak udelnya aja. Temenku yang bernama Haris dijuluki kambing. Mungkin itu lantaran dandanannya yang memang jorok, item, dekil, dan bau. Suer aku nggak bohong kok, cuma hiperbolis hehe. Masih mending si Raditya “Kambingjantan” yang gokil lewat buku-bukunya itu. Kawanku yang bernama Abdul, keturunan Arab, mungkin karena posturnya yang tinggi nan ceking dan hidungnya yang moncong lantas dijuluki unta. Cocok. Kawanku yang lain dipanggil sapi lantaran namanya Syafii. Pernah baca komik Donal Bebek, kan? Ada tokoh yang namanya Agus angsa. Nah, kawanku yang bernama Agus jadilah dipanggil mentok (bahasa Jawa yang artinya angsa). Nah, kalau temenku yang dipanggil tikus ini mungkin lantaran mukanya yang mirip tikus hehehe….tiga rius….
Padahal rahasia ini telah aku simpan ratusan tahun supaya tidak menjadikan gempar dunia gaib sana. Tapi, sejatinya aku harus menuntut Djenar Maesa Ayu yang telah melakukan pelanggaran hak atas kekayaan intelektualku. Ia menerbitkan kumpulan cerita pendeknya yang diberi judul “Mereka bilang ,saya monyet” tanpa seizin aku. Benci aku! Sebel aku!
No comments:
Post a Comment