Kata orang jurn
Coba tengok cerita Mbak Trinity di naked-traveler.com atau versi bukunya “The Naked Traveler”. Si Mbak yang mengaku cuma pegawai kantoran biasa sudah bisa traveling ke berbagai belahan dunia. Obsesi Agustinus Wibowo berkeliling dunia punya kisah menarik yang rutin ditulisnya untuk rubrik travel story di KOMPAS .COM. Padahal ia cuma seorang mahasiswa asal Lamongan yang sedang kuliah di Cina.
Petualangan Andrea Hirata sebagai backpacker berkeliling Eropa dan Afrika dikisahkan secara dramatis dalam “Edensor”. Atau yang lebih seru nan kocak kisah si Lintang yang cantik dengan keempat sahabatnya (Gery, Wicak, Daus, dan Banjar) dalam novel “Negeri van Oranje” berkelana menyusuri berbagai kota di Belanda sembari menyelesaikan studi master.
Awalnya, aktifitas jalan-jalan dianggap orang sebagai kegiatan yang membuang waktu dan biaya. Nyatanya kegiatan memanfaatkan waktu luang telah berubah menjadi bisnis yang menggiurkan. Berbagai media cetak bernuansa jalan-jalan marak menjadi panduan kita bepergian. Taruhlah majalah National Geographic Traveler
Berpesiar tanpa jeprat-jepret pastinya nggak afdol. Makin majunya teknologi digital memudahkan kita untuk memajang foto narsis kita di facebook, twitter, YM, maupun Friendster. Kalau nggak punya (atau nggak ada yang mau minjemin) kamera jenis SLR maka kamera saku juga nggak masalah. Kalau nggak ada juga kita masih bisa pakai kamera ponsel. Kalau masih nggak ada, panggil aja tukang foto keliling!
Kalau belum bisa jalan-jalan betulan cukuplah kita tengok tayangan di televisi. Di
Kalau mau lebih bebas kita cukup duduk di depan computer. Sambungkan ke internet. Berselancarlah. Apalagi ada Om Google Earth. Tambah sip. Tapi senikmat apapun itu, bepergian secara fisik jauh lebih menyenangkan dan mengesankan.
Karena itu tak salah jika Karl May yang mengarang novel petualangan seri “Winnetou” dan seri “Kara Ben Nemsi” lebih dari seratus tahun lalu mampu menghipnotis jutaan orang di dunia menjadi pelancong.
Kalau aku sih, karena pekerjaan, hanya bisa berjalan-jalan di hutan mengendus batubara bagai anjing pelacak. Nasib geologist!