Saturday, March 15, 2008

>Nyepi dan Pemanasan Global




Nyepi tahun ini nggak bisa aku rayakan lengkap seperti tahun-tahun sebelumnya. Aku rayakan Nyepi tanpa Melasti dan Tawur Agung.Statusku sebagai pekerja di wilayah tambang membuatku sangat terbatas dalam hal transportasi. Padahal pantai untuk upacara Melasti lokasinya dekat dari kantorku. Tapi apa boleh buat, tidak ada mobil yang bisa aku pakai. Lagipula Melasti di Sangatta digelar pada hari dan jam kerja, sehari sebelum Nyepi tahun Saka 1930.

Aku memilih melakukan Brata Penyepian di Pura Bontang. Untuk itu aku harus menempuh satu perjalanan pakai kendaraan umum. Ongkosnya Rp 25.000,00. Lalu disambung naik angkot. Ongkosnya Rp 3.000,00. Ketika menginjak halaman pura gerimis menyambutku. Upacara pengrupukan baru saja usai.

Aku merasa nyaman Nyepi di sana.Umat di Bontang menyambutku dengan ramah. Lokasi pura yang terpencil dan dikelilingi beberapa rumah umat menambah suasana. Hanya belasan orang yang merayakan Nyepi di pura. Kuisi brata penyepianku dengan membaca novel “Gajah Mada Hamukti Palapa” dan sebuah buku terbitan Media Hindu. Upawasa sukses aku laksanakan 24 jam. Tapi aku merasa Nyepi kalli ini aq nggak bisa nyepi dalam arti sesungguhnya. Karena pikiranku sibuk menimang, menghitung, dan memikirkan arah hidupku.

Di tempat lain, di kampung halamanku di Bali, tak ada kendaraan dan manusia yang lalu lalang di tempat umum. Semuanya harus berada di dalam rumah. Baik yang Hindu maupun non-Hindu. Tapi aku nggak yakin umat Hindu di sana melakukan Brata Penyepian, terutama upawasa!

Kabarnya selama satu hari satu malam tanpa aktifitas telah terjadi penurunan emisi cukup drastis di Bali Dalam konferensi perubahan iklim global lalu Nyepi diusulkan untuk diperingati masyarakat dunia. Aku lalu membuka kembali majalah Gatra edisi khusus “Pemanasan Global”. Entahlah bagaimana kelanjutan usul ini aku belum tahu. Sudah sepatutnyalah kita melakukan upaya untuk mengurangi pemanasan global agar bencana mengerikan yang mengancam kehidupan dapat dihindari. Meski, secara konsep Geologi, bumi dari waktu ke waktu terus mengalami perubahan iklim. Antara glasiasi dan interglasiasi. Zaman es (Pleistosen) berakhir 11.000 tahun yang lalu. Sekarang kita berada dalam masa interglasiasi. Entah apa bumi bisa mengalami glasiasi lagi di masa mendatang?

Nyepi tahun ini meninggalkan kenangan yang mahal buatku. Mataku terkena iritasi berat! Bola mataku berwarna merah dan banyak kotoran yang keluar dari sudut mataku. Mungkin ini akibat kebanyakan tidur, ya? Atau karena aku memaksa membaca di tempat gelap? Sakit mata itu membuatku tak masuk kerja satu hari. Setelah mengikuti resep dokter, mataku harus diberi obat tetes setiap enam jam dan minum antibiotik sehari tiga kali, lima hari kemudian mataku kembali normal.


Hot Spot di Taman Oval Ladang,
Tarakan

No comments: